Senin, 06 Februari 2012

INVESTASI

Kita semua mengetahui bahwa aset adalah suatu yang sangat berharga dan manusia merupakan aset yang paling sangat berharga karena merupakan anugrah dari Tuhan Sang Pencipta. Jika dipilah, maka ada bermacam macam aset di muka bumi ini, namun yang dibahas disini hanya terbatas pada aset yang berhubungan dengan perencanaan keuangan utamanya aset finansial saja.

Berbicara mengenai penambahan aset, alangkah bijak jika kita melakukan evaluasi terhadap kekayaan (aset) bersih yang kita miliki. Aset atau kekayaan bersih adalah selisih dari total kekayaan atau harta yang anda miliki dikurangi oleh seluruh utang yang ada.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
H (Harta)  -  U (Utang) = KB (Kekayaan Bersih)

Lalu apa yang dimaksud dengan kekayaan alias harta itu?, adalah segala sesuatu materi yang anda miliki dan memiliki nilai jual (secara ekonomis), misalkan:
  1. Saldo pada Bank (tabungan, deposito & giro);
  2. Nilai pasar atas aset investasi (obligasi, reksa dana & saham);
  3. Nilai pasar perhiasan emas murni (logam mulia);
  4. Nilai tunai asuransi jiwa;
  5. Nilai pasar property anda (perhitungannya adalah harga realisasi penjualan property sekelas dan terdekat + nilai jual objek pajak dibagi dengan 2);
  6. Nilai pasar kendaraan (mobil, motor);
  7. Nilai pasar peralatan rumah tangga (peralatan dapur, elektronik, dll);
  8. Nilai pasar perabotan rumah (furniture), nilai barang pribadi, dll.

Kemudian apa yang dimaksud dengan utang?, adalah seluruh sisa pinjaman (pokok dan bunga) yang anda miliki (ingat pinjaman bukan penyertaan modal investasi dari pihak lain kepada anda), misalkan:
  1. Utang jangka pendek (maksimal 1 tahun);
  2. Jangka menengah diatas 1 tahun hingga 5 tahun;
  3. Utang jangka panjang diatas 5 tahun.

Pertanyaan berikut adalah bagaimana cara meningkatkan aset tersebut ?, lakukanlah investasi, berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Lakukan investasi dengan jumlah minimal 10% dari pendapatan anda;
2. Tentukan sasaran (target) investasi tersebut, misal untuk dana pendidikan anak saat masuk universitas atau untuk persiapan membeli rumah baru atau mungkin untuk berlibur dengan keluarga?, dll.;
3. Tentukan waktu yang tersedia, berdasarkan poin 2 didapat waktu yang tersedia, misal untuk dana pendidikan tersedia 10 tahun (bagi orang tua yang memiliki anak dengan usia 8 tahun), dana untuk membeli rumah direncanakan 5 tahun dari sekarang dan untuk dana berlibur dibutuhkan waktu (misalnya) 9 bulan dari sekarang;
4. Tentukan instrumen investasi anda berdasarkan waktu yang tersedia, bentuklah portfolio investasi pribadi anda, misal sebagai berikut:
a.Waktu tersedia kurang dari 1 tahun, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dengan kombinasi pada deposito;
b.Waktu tersedia antara 1 – 3 tahun, Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)dikombinasi dengan Reksa Dana Campuran (RDC);
c.Waktu tersedia antara 3 – 5 tahun, Reksa Dana Campuran (RDC) dengan kombinasi Reksa Dana Saham (RDS) serta jika memungkinkan (tergantung besar aset tunai anda) dapat ditambah dengan sedikit dikombinasi pada pembelian dan penjualan saham (trading) di bursa efek;
d.Diatas 5 tahun, Reksa Dana Saham (RDS) sebagian besar, dengan kombinasi investasi pada trading saham (sebagian kecil);
e.Catatan tambahan untuk poin ‘c’ dan ‘d’ sangat dianjurkan hanya bagi mereka yang telah memiliki aset tunai bersifat likuid berupa dana darurat yang telah mencapai 6 hingga 12 kali rata-rata pengeluaran per bulannya;

5. Lakukan proteksi atas aset finansial anda dengan membeli asuransi jiwa melalui produk tradisional dengan jenis YRT (Yearly Renewable Term) yakni produk yang hanya memberikan uang pertanggungan tanpa ada unsur investasi ataupun tabungan. Mengapa jenis ini?, karena memiliki uang pertanggungan yang besar dengan premi yang minimal, sedangkan asuransi yang dikombinasikan dengan investasi (unit link) terbukti biaya di 5 tahun pertama adalah sangat mahal.

6.Lakukan monitoring terhadap butir 4 diatas, lihat perkembangan dana investasi versus target minimal yang harus tercapai.

Setelah langkah untuk meningkatkan aset melalui investasi dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah kembali melakukan evaluasi secara berkala terhadap kekayaan bersih anda, berikut adalah formulasi Rasio Ideal Kekayaan Bersih (minimal , secara matematis:
Us (Usia) X PT (Pendapatan Tahunan) / 10 >=  3,5 PT (Pedapatan Tahunan)
Jadi setelah anda melakukan investasi silahkan evaluasi (berkala tahunan), apakah:
  • KB (Kekayaan Bersih) anda sudah berada >= 3,5 PT atau
  • KB (Kekayaan Bersih) anda sudah berada < 3,5 PT

Untuk jelasnya lihat tabel contoh dibawah ini , dua orang pekerja dengan jabatan yang berbeda:
Uraian Direktur Karyawan
Usia (tahun) 35 35
Pendapatan/Bulan (Rata-rata) Rp 35.000.000 Rp 2.500.000
Pendapatan/Tahun Rp 420.000.000 Rp 30.000.000
Kekayaan Bersih Rp 850.000.000 Rp 125.000.000

Penjelasan /Analisa :
Total kekayaan bersih sang Direktur Rp 850 juta, kekayaan bersih sang Karyawan hanya sebesar Rp 125 juta, namun ternyata sang Karyawan lebih kaya dari sang Direktur, ini disebabkan karena:
Rasio Kekayaan Bersih Direktur Karyawan
Rasio Ideal Kekayaan Bersih 2,02 4,17
Rasio Ideal Kekayaan Bersih (minimal) 3,50 3,50

Jadi ternyata sang Direktur tidak lebih kaya dari sang Karyawan karena Rasio Kekayaan Bersih Direktur hanya 2,02 (mungkin memiliki utang yang besar disertai dengan gaya hidup yang mewah), sedangkan sang Karyawan memiliki Rasio Kekayaan Bersih yang lebih baik dari standar minimum yaitu sebesar 4,17. Jangan menyalahkan diri anda jika rasio belum tercapai, ini adalah merupakan langkah awal untuk melakukan perencanaan keuangan, usahakan rasio minimal sebesar 3,50 dapat tercapai sejalan dengan perkembangan waktu.

Jika ingin menjadi kaya secara finansial ada pesan yang pertama yaitu "Lakukanlah Investasi maka Anda Menjadi Kaya", jangan berpikir terbalik "Lakukan Investasi Jika Telah Kaya!'. Pesan sederhana ini silahkan dicoba karena sejauh yang kami ketahui  orang terkaya didunia melakukan pesan yang pertama, selamat mencoba.

Taufik Gumulya - detikFinance
Taufik Gumulya, CFP® , Perencana Keuangan pada TGRM Financial Planning Services (qom/qom)
(WHD)

Minggu, 05 Februari 2012

PROFIL KABUPATEN/ KOTA PONOROGO


ADMINISTRASI
Profil Wilayah
Kota Ponorogo sebagai ibukota
Kabupaten Ponorogo yang terletak
di bagian Barat Daya Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Timur
mempunyai keuntungan lokasi
yang strategis, yaitu terletak di
sebagai pusat kegiatan regional
Madiun - Pacitan - Trenggalek
Wonogiri (Jawa Tengah) dan
Magetan. Dengan demikian kota
Ponorogo mempunyai peranan
yang sangat penting baik sebagai
pusat koleksi maupun sebagai
pusat distribusi bagi wilayah
hinterlandnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kecenderungan perkembangan Kota
Ponorogo berlangsung dengan ekspansive (horisontal) dengan pola campuran
antara pola pertumbuhan rural (tumbuhnya kampung-kampung yang yang bersifat
enclave) dan pola pertumbuhan urban yang dicirikan dengan perkembangan
permukiman antara pola linier dan menyebar (dispersed).
Orientasi Wilayah
Secara geografis Kota Ponorogo terletak pada 111°17’-111°52’ Bujur Timur dan
7°49’-8°20’ Lintang Selatan dengan wilayah seluas 5.119,905 Ha. Kota Ponorogo
termasuk ke dalam iklim tropis dan mempunyai curah hujan tertinggi pada bulan
Januari-April yaitu sebesar 227-370 mm/det, dan tingkat curah hujan terkecil terjadi
pad bulan Oktober-Desember yaitu 51-70 mm/det. Suhu rata-rata di kota Ponorogo
berkisar antara 28-34° C. Berdasarkan Perda Kabupaten Ponorogo No. 2 Th.1988
tentang Penetapan Batas Wilayah Kota di Kabupaten Ponorogo, Kota Ponorogo
terdiri dari 36 Desa/Kelurahan, termasuk dalam wilayah 4 kecamatan yaitu:
• Kecamatan Ponorogo : 19 Kelurahan
• Kecamatan Siman : 9 Kelurahan/Desa
• Kecamatan Babadan : 6 Kelurahan/Desa
• Kecamatan Jenangan : 2 Kelurahan
Secara administratif, Kota Ponorogo dibatasi oleh :
• Batas wilayah utara : Kecamatan Ponorogo dan Kecamatan Babadan serta
batas administratif Desa Polorejo dan Desa Babadan
• Batas wilyah timur : Desa Setono dan Pialangan serta Mrican, Kelurahan
Patihan Kidul dan Ronosentana, Desa Manuk dan Tranjang, Desa Brahu dan
Kepuhrubuh.
• Batas wilayah selatan : Desa Brahu dan Kepuhrubuh dan jalan desa di Desa
Beton Kecamatan Siman.
• Batas wilayah barat : Sungai Sekayu dan batas administratif Kecamatan
Ponorogo dan Sukorejo
Kota Ponorogo berada pada ketinggian antara 100-199 meter diatas permukaan air
laut dengan kondisi lahan yang hampir 90% landai atau datar. Dengan kemiringan
rata-rata dibawah 10% maka dapat dikatakan bahwa Kota Ponorogo tidak
mempunyai kendala untuk berkembang secara ekspansive terutama bila ditinjau dari
segi topografi.
Di Kota Ponorogo terdapat beberapa sungai utama yang mengalir dan
memperngaruhi sistem tata air dan secara tidak langsung mempengaruhi pola
perkembangan kota tersebut yaitu Sungai Cokromenggalan, Sungai Mangkungan,
Sungai Bibis, Sungai Gendol, Sungai Keyang, Sungai Genting, Sungai Sungkur dan
Sungai Sekayu.
Luas Kota Ponorogo 5.119.905 ha secara umum masih didominasi oeh areal
persawahan (lebih dari 50% dari luas total Kota Ponorogo). Peruntukan dominan
kedua setelah sawah adalah untuk perumahan dan pekarangan, serta ladang dan
tegal.
KEPENDUDUKAN
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data dari RUTRK Ponorogo 1997/1998-2007/2008 jumlah penduduk
kota Ponorogo tahun 1996 sebesar 123.013 jiwa, rata-rata prosentase pertumbuhan
penduduk di kota ini eber 0,66% pertahun.
Tabel 1. JUMLAH PENDUDUK KOTA PONOROGO
• Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun : 0,47%
• Tingkat kepadatan penduduk rata-rata (jiwa/km2) : 3.665
• Jumlah KK : 27.905
No
. Kelurahan/Desa Luas (Ha) Jumlah
Penduduk
Rata-rata
Pertumbuhan
1. Kertosari 169.970 4.686 0.76
2. Cekok 159.005 2.987 0.91
3. Patihan Wetan 215.015 3.853 0.43
4. Kadipaten 386.075 6.151 0.47
5. Japan 237.985 2.602 0.61
6. Gupolo 125.975 2.003 1.39
7. Beton 177.000 2.379 0.84
8. Sekaran 160.062 1.762 0.45
9. Brahu 160.986 1.767 0.77
10. Manuk 104.000 1.761 1.13
11. Siman 114.000 2.521 0.4
12. Patihan Kidul 100.000 2.315 0.26
13. Tahuk 139.000 2.196 1.58
14. Ronowijayan 132.987 2.574 2.68
15. Mangunkusuman 106.015 2.896 0.31
16. Surodikarman 109.100 4.155 0.39
17. Tamanarum 9.065 1.721 0.91
18. Paju 105.800 2.855 0.28
19. Nologaten 71.490 5.083 0.45
20. Bangunsari 73.433 5.589 0.49
21. Brotonegaran 150.985 4.033 0.61
22. Kepatihan 117.050 3.804 0.64
23. Banyudono 89.851 5.802 0.21
24. Jingglong 54.725 1.439 1.33
25. Cokromenggalan 107.905 3.546 0.35
26. Mangkujayan 274.697 9.161 0.26
27. Kauman 58.275 2.523 0.59
28. Tambakbayan 73.582 2.924 0.32
29. Tonatan 117.660 3.951 1.24
30. Pakunden 75.120 3.433 3.79
31. Pinggirsari 7.030 1.475 0.60
32. Beduri 128.848 1.886 0.44
33. Purbosuman 319.682 4.958 1.00
34. Keniten 277.387 5.693 1.07
35. Setono 159.090 2.454 0.76
36. Singosaren 227.960 3.965 0.41
Jumlah 5.119..905 123.013 0.68
Sebaran dan Kepadatan Penduduk
Dengan luas wilayah kota 5.119,905 Ha dan luas ternagun seluas 1.739,707 ha,
maka rata-rata kepadatan penduduk kotor di Kota Ponorogo 24 jiwa/Ha dan
kepadatan penduduk bersih adalah 71 jiwa/Ha.
Tabel 2. KEPADATAN PENDUDUK KOTA PONOROGO
.
Tenaga Kerja
Sektor andalan/potensi daerah adalah perdagangan dan pertanian.
Mata pencaharian di Kota Ponorogo sebagian besar :
• Pegawai Negeri/TNI : 16.732 (jiwa)
• Pegawai Perusahaan Swasta : 17.471 (jiwa)
• Pedagang/Pengusaha : 28.355 (jiwa)
• Petani/Peternak : 27.755 (jiwa)
• Lainnya : 81.409 (jiwa)
(penggalian, listrik, konstruksi, angkutan, pensiunan)
No. Kelurahan/Desa Luas (Ha) Jumlah
Penduduk Kepadatan per km²
1. Kertosari 169.970 4.686 830
2. Cekok 159.005 2.987 1.030
3. Patihan Wetan 215.015 3.853 1.060
4. Kadipaten 386.075 6.151 580
5. Japan 237.985 2.602 520
6. Gupolo 125.975 2.003 660
7. Beton 177.000 2.379 300
8. Sekaran 160.062 1.762 320
9. Brahu 160.986 1.767 320
10. Manuk 104.000 1.761 420
11. Siman 114.000 2.521 700
12. Patihan Kidul 100.000 2.315 510
13. Tahuk 139.000 2.196 250
14. Ronowijayan 132.987 2.574 450
15. Mangunkusuman 106.015 2.896 280
16. Surodikarman 109.100 4.155 2.600
17. Tamanarum 9.065 1.721 2.480
18. Paju 105.800 2.855 530
19. Nologaten 71.490 5.083 1.120
20. Bangunsari 73.433 5.589 1.380
21. Brotonegaran 150.985 4.033 5.200
22. Kepatihan 117.050 3.804 3.040
23. Banyudono 89.851 5.802 1.350
24. Jingglong 54.725 1.439 670
25. Cokromenggalan 107.905 3.546 760
26. Mangkujayan 274.697 9.161 900
27. Kauman 58.275 2.523 1.750
28. Tambakbayan 73.582 2.924 1.360
29. Tonatan 117.660 3.951 560
30. Pakunden 75.120 3.433 930
31. Pinggirsari 7.030 1.475 850
32. Beduri 128.848 1.886 510
33. Purbosuman 319.682 4.958 950
34. Keniten 277.387 5.693 730
35. Setono 159.090 2.454 550
36. Singosaren 227.960 3.965 1.420
Jumlah 5.119..905 123.013 37.870
EKONOMI
Kondisi Perekonomian Daerah
Kota Ponorogo telah mempunyai fasilitas perdagangan yang lengkap, fasilitas
tersebut berupa pasar dan pertokoan yang terkonsentrasi di pusat kota. Khususnya
Pasar Kota Ponorogo seperti Pasar Legi di Desa Banyudono, Pasar Pon di Desa
Mangunsuman dan pasar yang ada di Desa Tonotan .
Selain menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari, keberadaan pasar tersebut juga
penting dalam rangka menunjang kegiatan sistem koleksi – distribusi terhadap
barang-barang kebutuhan penduduk dan beberapa komoditi pertanian yang
dihasilkan oleh Kota Ponorogo dan wilayah sekitarnya. Sedangkan fasilitas
perdagangan yang berupa pertokoan terutama banyak terkonsentrasi di Desa
Mangkujayan, Tamanarum, Tambakjayan, dan Bangunsari.
Hanya saja untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang kebutuhan yang
sifatnya tersier seperti peralatan elektronik , otomotif dan sebagainya, penduduk
selain pergi ke Kota Ponorogo sendiri juga pergi ke kota besar lainnya seperti
Madiun bahkan Surabaya.
Keuangan Daerah
Berdasarkan data yang ada, diperoleh urutan kecamatan dengan PDRB tertinggi
yaitu:
1. Kecamatan Ponorogo : Rp 78.946.251.970,-
2. Kecamatan Babadan : Rp 61.244.743.980,-
3. Kecamatan Jenangan : Rp 50.167.829.760,-
4. Kecamatan Siman : Rp 37.556.560.940,-
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa perlu adanya penyebaran kegiatan yang
nantinya bisa mengangkat wilayah lain yang ada di sekitar Kota Ponorogo.
PDRB di Kota Ponorogo sangat tinggi karena ditunjang adanya kegiatan industri
pengolahan besar/sedang yang banyak terpusat di kecamatan Ponorogo serta
sektor-sektor yang lain seperti perdagangan, hotel dan restoran serta jasa
perbankan.
FASILITAS UMUM DAN SOSIAL
Fasilitas Pendidikan
Fasilita pendidikan di kota Ponorogo yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut
adalah SLTP, SMU dan PT.
Tabel 3. FASILITAS UMUM KOTA PONOROGO
No. Fasilitas Jumlah
1. Pasar 7 unit
2. Rumah Sakit 3 unit
3. SD/sederajat 62 unit
4. SLTP/sederajat 14 unit
5. SMU/sederajat 23 unit
6. Terminal darat
Terminal regional
Terminal Cargo
Terminal Lokal
1 unit
-
-
Fasilitas Kesehatan
SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN
Komponen Air Bersih
Tabel 4. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA PONOROGO
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 123.013
2. Jumlah pelanggan Jiwa 52.039
3. Penduduk terlayani % 42,30
II. Data Sumber
1. Nama pengelola : PDAM Kota Ponorogo
2. Sistem : BNA
3. Sistem sumber : sumur dalam
4. Kapasitas sumber Lt/dt 115
III. Data Produksi
1. Kapasitas produksi Lt/dt 121
2. Kapasitas desain Lt/dt 151,25
3. Kapasitas pasang Lt/dt 160
4. Produksi aktual m3/th
IV. Data Distribusi
1. Sistem distribusi : gravitasi dan perpompaan
2. Kapasitas distribusi Lt/dt -
3. Asumsi kebutuhan air Lt/org/hr 142,38
4. Ratio kebutuhan % -
5. Air terjual m3/th 2.709.782
6. Air terdistribusi m3/th 3.972.419
7. Total penjualan air Rp -
8. Cakupan pelayanan air % 56,00
9. Cakupan penduduk Jiwa 52.039
10. Jumlah mobil tangki Unit 2
V. Data Kebocoran
1. Kebocoran administrasi % -
2. Kebocoran teknis % 31,79
Sumber : data
Tabel 5. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA PONOROGO
Kapasitas Produksi
Jumlah Penduduk Eksisting
(jiwa) Lt/dt Lt/hr
Kebutuhan Ideal
Kota Sedang
(lt/org/hr)
Kebutuhan
Total (lt/hr)
Selisih
(lt/hr)
123.013 121 10.454.500 100 12.301.300 1.846.900
Sumber : analisis
Dari data diatas, diketahui bahwa kebutuhan air bersih kota Ponorogo adalah
sebesar 12.301.300 l/hr. Angka ini didapatkan dari perkalian antara jumlah penduduk
kota Ponorogo (123.013 jiwa) dengan kebutuhan ideal air bersih untuk kota sedang
(100 l/org/hr). Dan dari angka kebutuhan tersebut, yang bisa dilayani oleh PDAM
Kota Ponorogo baru 10.454.500 l/hr. Jadi, kebutuhan air bersih yang masih harus
dilayani di Kota Ponorogo ini sebesar 1.846.900 l/hr atau 21,38 l/det. Dan hal ini
berarti diperlukan peningkatan sarana yang dapat digunakan untuk mengangkut air
bersih sebesar 21,38 l/det.
Tabel 6. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA PONOROGO
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah penduduk Jiwa 123.013
2. Jumlah pelanggan Jiwa
3. Penduduk terlayani %
II. Data Tarif
1. Rumah tangga Rp 675,-
2. Niaga Rp -
3. Industri Rp -
4. Instansi Rp -
5. Sosial Rp -
Tarif rata-rata Rp 786,-
III. Data Konsumen
1. Jumlah sambungan rumah Unit 6.945
2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 6.663
3. Jumlah sambungan niaga Unit 30
4. Jumlah sambungan industri Unit
5. Jumlah sambungan sosial Unit 188
6. Jumlah sambungan instansi Unit 61
7. Terminal air Unit
8. Hidran umum Unit
9. Kran umum Unit
10. Konsumsi rumah tangga Jiwa 1.296.660
11. Konsumsi non rumah tangga Jiwa 89.940
12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR 6
13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit
14. Tingkat pelayanan umum %
IV. Data Administrasi
1. Keuangan Rp
2. Efisiensi penagihan %
3. Jumlah pegawai Orang 55
4. SLA Rp
5. RPD Rp
6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun
7. Jangka waktu pinjaman RPD Tahun
Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998
Komponen Drainase
Komponen drainase di Kota Ponorogo dikelola oleh Sub. Dinas Cipta Karya Kab.
Ponorogo. Seperti umumnya kota-kota kecil yang masih dominan tercampur dengan
saluran drainase (kecuali saluran tepi jalan). Secara garis besar saluran drainase di
Kota Ponorogo terdiri atas sungai (saluran akhir), saluran primer, saluran sekunder
dan saluran tersier.
Saluran drainase yang berupa kali adalah sebagai berikut :
- Kali Jorohan (sebelah utara) yang membentang dari Barat – Timur, dan
- Kali Jenes (sebelah selatan) yang membentang dari Barat – Timur.
Sedangkan kondisi selokan yang ada di Kota Ponorogo yang dapa tdiuraikan adalah
sebagai berikut :
- Selokan pengairan dari Dam Cokromenggalan
- Selokan pembagian air dari DamJembangan panjang 6.500 meter.
- Selokan pembagian air dari Dam Tambak kemangi (Sumber ngempak)
panjang 6.000 meter.
- Selokan kering panjang 25.500 meter.
Maka saluran drainase di wilayah Kota ponorogo hampir seluruhnya berupa saluran
terbuka dan hanya sebagian kecil berupa saluran tertutup yaitu di pusat kota.
Komponen Persampahan
Fasilitas persampahan yang tersedia di Kota Ponorogo yaitu berupa bak-bak
sampah keluarga, transfer depo sebanyak 9 unit, tempat pembuangan sampah akhir
(TPA) di Desa Mrican Kecamatan Pulung, serta adanya sarana penunjang yang lain
yaitu unit mobil persampahan dan gerobak pengangkutan sampah.
Kegiatan yang dilakukan adalah adanya station transfer berupa TPS/kontainer yang
menampung sampah dari sampah rumah tangga selanjutnya diangkut ke TPA.
Tahap pembuangan akhir dapat dilakukan dengan sistem controlled landfill, yaitu
sampah diletakkan pada lokasi yang tidak mengganggu kegiatan lain disekitarnya,
untuk itu lokasi TPA Kota Ponorogo diluar kota.
Tabel 7. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PONOROGO
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Pengumpulan Sampah
1. Nama pengelola : DKP Kabupaten Ponorogo
2. Sistem : integrated system
3. Jumlah penduduk Jiwa 123.013
4. Asumsi produksi sampah Lt/org/hr 369.039
m3/hr 369,04
5. Jumlah sampah m3/hr 360
6. Jumlah pelayanan m3/hr 312,30
7. Cakupan layanan geografis Ha 2.764,7487
8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 66.427,02
9. Ilegal dumping : sedang
II. Data TPA
1. Jumlah pelayanan TPA m3/hr 312,30
2. Nama TPA :TPA Desa Mrican
3. Status TPA : -
4. Luas TPA Ha -
5. Kapasitas m3 -
6. Umur Tahun -
7. Sistem : -
8. Jarak ke permukiman Km -
9. Incenerator Unit -
10. Nama pengelola : -
III. Data Peralatan TPA
1. Bulldozer Unit -
2. Back hoe Unit -
3. Loader Unit -
4. Shovel Unit -
5. Water tank Unit -
Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998
Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka
kebutuhan komponen persampahan Kota Ponorogo disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 8. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA PONOROGO
Jumlah
Penduduk (jiwa)
Timbulan Sampah
Kota Sedang
(lt/org/hr)
Perkiraan
Timbulan
Sampah
Total (m3//hr)
Produksi
aktual
sampah
(m3//hr)
Sampah
yang
Terangkut
(m3/hr)
Selisih
(m3/hr)
123.013 3 369,04 360 312,30 47,70
56,74*
*) Selisih antara perkiraan timbulan sampah dan sampah terangkut.
Sumber: Analisis
Dengan melihat jumlah produksi aktual sampah yang dihasilkan, 360 m3/hr, dan
sampah yang terangkut hanya sebesar 312,30 m3/hr, maka masih terdapat 47,70
m³/hr yang belum terlayani. Namun, untuk antisipasi kebutuhan di masa yang akan
datang, dengan memperhitungkan asumsi sampah yang dihasilkan per orang per
hari sebesar 3 lt/org/hari dan jumlah penduduk sebesar 123.013 jiwa, maka besarnya
sampah yang masih harus diangkut adalah sebesar 56,74 m³/hr.
Tabel 9. DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH DI KOTA PONOROGO
NO. URAIAN SATUAN BESARAN
I. Data Transportasi Persampahan
1. Jumlah pelayanan terangkut m3/hr 312,30
Jumlah kendaraan
Truk Unit -
Arm roll Unit -
Compactor Unit -
2.
Pick up Unit -
Jumlah peralatan
Gerobak Unit -
3.
Container Unit -
4. Transfer depo Unit 9
5. Jumlah TPS Unit 14
II. Data Pembiayaan
1. Retribusi Rp -
2. Biaya pembuangan Rp -
3. Biaya pengangkutan Rp -
4. Biaya pengumpulan Rp -
5. Biaya satuan Rp -
6. Biaya operasional dan pemeliharaan Rp -
Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998
Komponen Jaringan Jalan
Pola jaringan jalan di Kota Ponorogo berbentuk
radial dan sebagian lagi berpola grid. Hal ini sangat
menguntungkan bila dikaitkan dengan sistem
pertumbuhan kota yang cepat dan merata.
Jaringan jalan yang melalui Kota Ponorogo terdiri
atas jalan propinsi, jalan kabupaten, dan jalan-jalan
perkotaan. Jalan propinsi di Kota Ponorogo
dengan Kota Madiun di sebelah utara dan
menghubungkan Kota Ponorogo dengan Kota
Pacitan dan Treggalek.
Berdasarkan data yang ada, panjang keseluruhan dengan fungsi sekunder maupun
primer (berdasarkankan RUTR Kota Ponorogo, tidak termasuk jalan lokasi sekunder
dan lingkungan) adalah 73.737 m.
Tabel 12. KARAKTERISTIK JALAN DI KOTA PONOROGO
No Uraian Satuan Besaran
I. Jenis Permukaan
1 Jalan Aspal Km -
2 Jalan Kerikil Km -
3 Jalan Tanah Km -
Panjang Jalan Total Km 906,77
II. Fungsi
1 Jalan Arteri Km -
2 Jalan Kolektor Km -
3 Jalan Lokal Km -
III. Kewenangan
1 Jalan Nasional Km 8
2 Jalan Propinsi Km 75,61
Gbr. Trotoar di Ponorogo yang tidak lagi
berpihak kepada para pejalan kaki
3 Jalan Lokal Km 823,16
IV. Kondisi
Jalan Nasional
Baik Km 2,87
Sedang Km 5,13
1
Rusak Km -
Jalan Propinsi
Baik Km 22,25
Sedang Km 45,53
2
Rusak Km 7,83
Jalan Lokal
Baik Km 244,25
Sedang Km 240,25
3
Rusak Km 338,66
Sumber: Revisi RUTRK/RDTRK Ponorogo 1997/1998